Bisloitasari Manullang datang ke Polresta Denpasar dan bertemu dengan pihak Reskrim, Selasa |
Aksi penganiayaan oleh anak terhadap ibu kandung bernama Bisloitasari Manullang terjadi di Kota Denpasar. Ternyata, terduga pelaku berinisial IGA merupakan seorang dokter berusia 28 tahun yang tinggal di Jalan Gunung Karang, Denpasar.
PERISTIWA dugaan penganiyaan seorang anak terhadap ibu kandungnya ini berlangsung di rumah kawasan Perumahan Nuansa, Jalan Tukad Balian, Denpasar Selatan, Minggu, 13 Maret 2022 sekitar pukul 18.10 Wita.
Kejadian berlangsung ketika wanita berdarah Medan, Sumatra Utara, kelahiran Bogor, Jawa Barat ini bertandang ke rumah tante dan paman di Jalan Tukad Balian, Denpasar (TKP).
Wanita ini minta tolong kepada tante dan paman untuk membantu pengurusan surat-surat (data diri). Mengingat tantenya pernah berjanji akan membantu surat-surat identitasnya.
Paman dan tante menyarankan ketika pengurusan surat-surat telah selesai, mereka berharap Bisloitasari Manullang wajib tinggal di rumah sang anak, yakni Dokter IGA di kawasan Jalan Gunung Karang, Denpasar. Upaya perdamaian akan dikomunikasikan oleh sang tante dan pamannya.
"Saya tinggal di kos karena pisah ranjang sejak 2016 dengan suami. Saya sudah bertahun-tahun tidak pernah bertemu dengan sang anak," kata Bisloitasari Manullang, akrab disapa Ita, ketika ditemui di Mapolresta Denpasar, Selasa .
Kepada tante dan paman, Bisloitasari Manullang mengaku siap berdamai. Pertemuan antara mereka akhirnya dijadwalkan Minggu, 13 Maret 2022.
"Saya tiba lebih dahulu di sana, saya juga ingin betemu dengan anak yang polos, jahil dan suka iseng. Anak itu binatang pun tidak mungkin dia sakiti. Sekarang karakternya jauh berbeda, arogan, sombong. Tidak percaya Tuhan, dia berubah sejak dia dilarang ketemu sejak beberapa tahun lalu," kisahnya dengan nada sedih.
Itulah, harapan sang ibu sebelum bertemu dengan sang anak. Tak berselang lama, datang anaknya, Dokter IGA dan ayahnya (suami dari Ita) drg I Ketut N dan duduk di sebelah kanan sang tante dan paman sementara wanita ini duduk di sebelah kiri.
Keduanya sama sekali tidak menyapa Bisloitasari Manullang. Dan memilih duduk disebelah tante saya.
"Karena tak disapa, saya hanya bisa menangis. Anak saya terlihat marah, dan mengepal tangan seolah-oleh ingin memukul saya," sebutnya.
Sambil menangis, saya menyapa sang anak dengan sopan. Sayang, ibunya hanya sebatas dilirik. Lalu sang ibu memgatakan, tidak boleh boleh spt itu kepada ibu kandung, biar tidak jadi anak durhaka.
"Anak saya langsung bilang, tidak percaya Tuhan. Apalagi durhaka sambil berdiri mengepal tangan seperti mau memukul bahkan ia mengambil bungkusan terdapat tisu seolah-oleh ingin melempar," bebernya sambil menangis.
Reflek sang ibu berdiri dan bertanya, "Nak, siapa yang mengajarkan begitu. Malah dia bergegas memukul saya dengan tangan mengepal hingga pingsan," katanya.
Atas kegaduhan itu, paman Ita bernama Binsar Manullang yang dalam kondisi sakit, keluar dari kamar melerai. Sementara suaminya, drg I Ketut N yang merupakan dokter gigi di sebuah Puskesmas di Karangasem malah diam duduk senyum di sebelah pojok kanan saat terjatuh.
"Tante saya hanya diam dengan alasan baru vaksin booster. Anak saya ditarik ke kamar oleh sepupu saya," sebutnya sambil mengusap air mata.
Bisloitasari Manullang yang sempat terjatuh dan pingsan ditopang ke tempat duduk oleh paman. "Setelah sadar, saya hanya nangis karena tak menyangka anak saya setega itu," kisahnya.
Kata sang ibu, anaknya Dokter IGA tidak seperti dulu. Karena syok dan ketakutan jika dianiaya lagi ketika anak keluar dari kamar, Bisloitasari Manullang pulang ke kos.
"Akibatnya, mata sebelah kanan bengkak dan memar. Pun terdapat benjolan dan luka memar pada kepala bagian belakang," terangnya.
Tak terima, saat itu juga sang ibu melaporkan peristiwa itu ke Polresta Denpasar dengan nomor laporan polisi Lp/ B/ 234/ III/ 2022/ Reskrim/ Polresta Denpasar/ Polda Bali.
"Saya datang ke Polresta hari ini (Senin kemarin ) untuk mempertanyakan kelanjutan dari laporannya saya," tuturnya.
Semoga polisi segera memeriksa anak saya. Sebab sampai saat ini anak saya tidak memiliki iktikad baik untuk minta maaf.
“Semoga hukum bisa mengajarnya untuk menjadi anak yang baik," tutup sang ibu.
Terkait laporan tersebut, Kasi Hunas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi membenarkan. "Ya, laporan sudah ditindak lanjuti. Infonya, penyidik telah mengirimkan surat panggilan sebagai saksi terhadap terlapor," tutupnya.
Menurut Ita, anaknya, dokter IGA, kini seorang dokter yang bertugas di sebuah rumah sakit swasta di Nusa Dua.