Saat sang anak meminta maaf kepada ibunya |
Video seorang anak menendang kepala ibunya sempat viral di media sosial. Aksi kekerasan tersebut terjadi hanya karena masalah uang Rp 10 ribu .
Dalam video berdurasi 39 detik tersebut, tampak seorang ibu dan anak sedang tiduran. Sambil tiduran, sang ibu mengeluhkan perlakuan kasar yang kerap dilakukan sang anak.
"Lapo koen iki, ambek wong tuo kok ditutuki. Kualat koen ndase wong tuo koen tutuki (Kamu ini kenapa, sama orang tua kok dipukuli. Kualat kamu kepala orang tua kamu pukuli)," kata sang ibu seperti dalam video yang dilihat detikcom, Rabu .
Tak terima atas apa yang dikeluhkan sang ibu, anak laki-laki itu bangun dari samping ibunya. Namun, sebelum berlalu, ia menendang kepala sang ibu dengan cukup kencang menggunakan kaki kanan.
Dalam video tersebut, sang ibu juga mengaku tengah sakit. Sebelum ditendang, sang ibu juga mengaku kerap dipukul si anak di bagian kepala.
Seperti informasi yang dihimpun detikcom, video tersebut sempat viral di media sosial Facebook. Video tersebut diunggah kakak pelaku bernama Novi Dwi Cahyanti.
Namun video viral tersebut sudah dihapus oleh pemilik akun, yakni setelah kasus kekerasan itu ditangani Polsek Tegalsari, Surabaya.
"Setelah ada anggota yang melihat, kami suruh melakukan cek lokasi, ternyata benar lokasi di kawasan Tegalsari. Kemarin langsung kami panggil dan kami periksa," kata Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy Surya Aditama.
Anak yang menendang kepala ibu kandungnya itu diketahui bernama Andri Prasetyo, warga Jalan Kedondong, Tegalsari, Surabaya. Kapolsek menjelaskan, yang bersangkutan kesal karena sang ibu tidak memberinya uang yang ia inginkan.
"Dia meminta uang Rp 10 ribu, tapi tidak dikasih, ibunya tidak punya duit," terangnya.
Kasus kekerasan tersebut kemudian diselesaikan dengan cara mediasi. Sang ibu yang kepalanya ditendang tidak tega jika harus melihat buah hatinya ditahan.
"Atas permintaan ibunya yang saat ini sedang sakit keras. Permohonan dari ibu dan keluarganya, hanya dimediasi secara kekeluargaan," paparnya.
"Karena ini ranahnya kekeluargaan, jadi kami dari pihak polsek mengundang dari pihak DP5A (Pemkot Surabaya). Kemudian dari warga dan kecamatan seluruh keluarganya kita undang ke sini kita mediasi. Agar permasalahan ini selesai dan tidak terjadi lagi di kemudian hari," tambahnya.
Saat mediasi, Andri, yang telah berusia 21 tahun, mengaku tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Di hadapan polisi, Andri terus menangis dan meratapi kesalahannya.
"Sakit hati, Pak, diusir-usir. Iya, Pak, minta uang, saya minta maaf, Pak," kata Andri.
Sementara itu, kakak kandung Andri, Novi Dwi, mengaku hanya ingin memberikan efek jera kepada adiknya yang sering berbuat kasar kepada ibunya.
"Saya yang memvideo saat itu karena memang sedang emosional. Dan memang tidak tahu kalau sampai seviral ini. Memang kasih efek jera buat adik saya. Ndak ada niat apa pun, ndak ada. Saya cuma kasihan sama Ibu. Itu saja, cuma nggak tahu sampai seviral ini," kata Novi Dwi.
Setelah mediasi dengan pihak keluarga, pelaku akhirnya diminta membuat surat pernyataan bermeterai agar kejadian serupa tidak terulang. Tak hanya itu, pelaku juga dalam pengawasan Bhabinkamtibmas Polsek Tegalsari.
"Pelaku atau Andri ini akan diawasi oleh Bhabin setempat," pungkas kapolsek.