Sejak dulu menjadi atlet sepertinya merupakan pilihan yang tak banyak diambil oleh masyarakat Indonesia. Hal itu tak lepas dari tak adanya jaminan hari tua yang akan didapatkan setelah pensiun nanti. Para orang tua pun jadi khawatir dan mungkin banyak yang kurang mendukung jika anak-anak mereka memiliki cita-cita sebagai atlet.
Tak heran, karena memang begitu banyak cerita tragis dari para mantan atlet yang menghabiskan masa tuanya dengan bekerja keras. Sebut saja Leni Haini, atlet perahu naga yang kini bekerja sebagai buruh cuci, Suharto atlet balap sepeda yang menjadi tukang becak dan juga Marina, atlet silat yang jadi sopir taksi.
Kali ini, yang akan kita bahas adalah kisah Denny Thios. Beliau adalah salah satu atlet yang membanggakan pada tahun 80 hingga 90an. Namun di masa tuanya, Denny harus bekerja keras menjadi tukang las. Berikut ini adalah cerita Denny selengkapnya.
Setelah pensiun jadi atlet, Denny pun akhirnya memilih untuk menjadi tukang besi. Usaha tersebut ternyata merupakan usaha orang tua yang ia teruskan. Bengkelnya pun terbilang sederhana, penuh sesak dengan besi-besi tua. Tiap hari ia mengerjakan pesanan orang, seperti memotong dan melubangi besi hingga memperbaiki mesin. Tak ada keluhan yang keluar dari bibirnya, semua ia lakukan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Lima kali ikut kejuaraan dunia, tiga kali mendapat medali emas