Ibu yang Pukuli Anak Kandung Sampai Tewas Sering Aniaya Suami

 

Ibu kandung yang memukuli anaknya hingga tewas dikenal memiliki watak tempramen. Ani Musrifah, 32, ibu di Pagak, Kabupaten Malang itu tega menghajar anak kandungnya, Syaiful Anwar, 8, hingga tewas.


Perlakuan tersesbut ternyata tidak hanya dilakukan kepada putra sulungnya itu saja. Namun, kesehariannya, perempuan bertubuh bongsor itu juga kerap memukuli suaminya, Marliad, 35.


Fakta mencengangkan ini dibeberkan oleh paman korban, Marsilan, 50. Marsilan menjelaskan, tersangka kerap memukuli suaminya.


Biasanya, ketika sedang marah, Ani akan segera menutup pintu rumahnya. Di dalam rumah, entah apa yang ia lakukan kepada suaminya. Yang jelas, ketika keluar kondisi Marliad sudah bisa dibilang kurang pantas.


Di wajahnya sudah terdapat bekas tamparan dan cakaran. Hal tersebut menurut Marsilan, tidak sekali dua kali menimpa pedagang bakso itu.


“Sering seperti itu (Marliad dianiaya). Keluar kondisinya sudah mengenaskan,” kata Marsilan, kepada JawaPos.com, Jumat 


Pernah Marsilan yang tinggalnya di dekat rumah keluarga Ani ini memberi peringatan kepada perempuan bertubuh besar tersebut. Dia minta agar kekerasan terhadap suami dan anaknya dihentikan.


Bukannya diindahkan, Marsilan dan beberapa saudara yang mencoba mengingatkan itu justru dimusuhi oleh Ani. Hingga akhirnya, tetangga tidak ada yang berani untuk ikut campur urusan mereka.


Di kalangan tetangga, Ani dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan keras. Jarang bersosialisasi dengan lingkungan yang hanya berisi lima rumah itu.


Pada lingkungan yang dikelilingi dengan kebun tebu dan agak jauh dari rumah penduduk lainnya itu, Ani juga dikenal jarang membuka diri. Biasanya, usai bepergian dia segera menutup pintu dan enggan keluar lagi.


Sementara Marliad, jarang pulang karena berdagang bakso di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Laki-laki ini hanya pulang dua hari sekali.


“Kalau saya lihat, suami tersangka ini termasuk takut istri,” imbuh dia.


Sementara itu, Ani Musrifah, 32, saat ditanyai di Mapolres Malang, tidak mau menjawab satu pun pertanyaan yang dilontarkan JawaPos.com. Dia hanya diam menunduk sambil menggelengkan kepala.

Menyalinkode AMP