VIRAL ANAK Umur 9 Tahun Menikahi Janda 62 Tahun dan Jadi Ayah untuk 5 Orang Anak

 

Hingga kini, pernikahan anak usia dini masih saja terjadi di beberapa daerah. Bahkan yang lebih parah, anak di bawah umur itu terkadang menikahi pasangan yang usianya jauh lebih tua.


Seperti pernikahan yang terjadi antara seorang kakek dan wanita yang masih sangat muda. Siapa sangka, pernikahan aneh yang terjadi tak hanya terjadi di Indonesia.


Meski terkesan tidak masuk akal, hal ini terjadi juga di di Ximhungwe, Mpumalanga, Afrika Selatan, beberapa tahun lalu.


Terlihat seorang anak laki-laki yang masih kecil menikah dengan seorang wanita yang sudah miliki 5 orang anak.


Peristiwa tersebut tentunya menghebohkan masyarakat setempat. Lalu, ada apa sih?


Melansir dari Wittyfeed, Saneie Masilela, bocah berusia 9 tahun telah menikah dengan Helen, ibu lima anak berusia 62 tahun.


Saneie pun menjadi pengantin pria termuda di negaranya karena menikahi Helen. Ada sebuah upacara pernikahan tidak resmi yang mereka gelar tahun lalu.


Yang lebih gila lagi, pernikahan tersebut disaksikan oleh mantan suami Helen, Alfred Shabangu.


Alfred pun sama sekali tak keberatan mantan isrinya itu menikahi seorang bocah yang otomatis akan menjadi ayah angkat dari anak-anaknya nanti.


Upacara pernikahan yang telah berlangsung secara informal itu akhirnya diulang karena pasangan aneh tersebut ingin melakukannya di depan banyak orang.


Anak perempuan akan mengalami sejumlah hal dari pernikahan di usia dini akan mengalami dampak, antara lain, tercurinya hak seorang anak.


Hak-hak itu antara lain hak pendidikan, hak untuk hidup bebas dari kekerasan dan pelecehan, hak kesehatan, hak dilindungi dari eksploitasi, dan hak tidak dipisahkan dari orangtua.


Berkaitan dengan hilangnya hak kesehatan, seorang anak yang menikah di usia dini memiliki risiko kematian saat melahirkan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sudah cukup umur.


Risiko ini bisa mencapai lima kali lipatnya.


Selanjutnya, seorang anak perempuan yang menikah akan mengalami sejumlah persoalan psikologis seperti cemas, depresi, bahkan keinginan untuk bunuh diri.


Bagi anak laki-laki, dampak yang terbesar adalah beban menjadi kepala keluarga. Di mana dia harus membiayai kehidupan istri dan anak-anaknya.


Belum lagi faktor kesehatan jika anak laki-laki melakukan hubungan seksual dengan wanita yang lebih dewasa.


Di usia yang masih muda, anak-anak ini belum memiliki status dan kekuasaan di dalam masyarakat. Mereka masih terkungkung untuk mengontrol diri sendiri.


Lalu pengetahuan seksualitas yang masih rendah meningkatkan risiko terkena penyakit infeksi menular seperti HIV.


Dampak di masyarakat


Sementara, dampak pernikahan dini juga akan terjadi di masyarakat, di antaranya langgengnya garis kemiskinan.


Hal itu terjadi karena pernikahan dini biasanya tidak dibarengi dengan tingginya tingkat pendidikan dan kemampuan finansial.


Lalu juga akan berpengaruh besar terhadap cara didik orangtua yang belum matang secara usia kepada anak-anaknya.


Pada akhirnya, berbuntut siklus kemiskinan yang berkelanjutan.


Dampak pendidikan


Di bidang pendidikan, perkawinan dini mengakibatkan si anak tidak mampu mencapai pendidikan yang lebih tinggi.

McDonough menambahkan, program pemberdayaan ini memberikan hasil optimal dengan juga melibatkan ayah, saudara laki-laki, dan suami.


Tak hanya perempuan, laki-laki juga perlu dilibatkan dalam menciptakan kesetaraan jender.


Program pemberdayaan tersebut meliputi ekonomi keluarga, advokasi, pendidikan dan penelitian tentang pernikahan dini, serta kampanye pemberdayaan dan partisipasi anak perempuan.


"Program-program pemberdayaan anak perempuan yang dimiliki Plan juga melibatkan laki-laki dewasa dan anak-anak,” tandasnya.


Menyalinkode AMP